Kamis, 18 Juni 2009

Kontroversi UAN

    Saat menegangkan saat menjadi siswa, baik dalam tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas adalah ketika hari-hari menjelang ujian akhir. Saat ini untuk tingkat SMA ada 6 mata pelajaran yang diujikan. Untuk jurusan Ilmu Alam yang diuji adalah mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Biologi, Kimia dan Fisika, sedangkan untuk jurusan Ilmu Sosial mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Geografi, Sosiologi dan Ekonomi. Masalah yang dihadapi saat ini adalah apakah benar sekolah selama 3 tahun dengan banyak mata pelajaran yang dipelajari hanya ditentukan oleh nilai Uan yang hanya 6 mata pelajaran dalam waktu 5 hari saja?????

    Banyak masyarakat menilai, termasuk elit-elit politik kita menilai bahwa Uan sangat tidak masuk akal jika digunakan untuk kelulusan. Seperti yang telah diuraikan di atas, masa hanya 5 hari saja yag menentukan kelulusan untuk sekolah selama 3 tahun, masa hanya 6 mata pelajaran saja yang diujikan untuk banyak mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, masa hanya melingkari sati jawaban diantara 5 pilihan saja bisa menentukan kelulusan?? Tentu pertanyaan tersebut akan timbul di benak masyarakat. Ada beberapa segelintir orang menolak Uan sebagai standar kelulusan.

    Keberatan sih boleh-boleh saja di negara demokrasi kita ini, tetapi apakah ada solusi lain?? Itu yang menjadi masalah di negara kita. Banyak orang berdemo untuk memprotes suatu kebijakan, namun tidak menyertakan solusi-solusi lain yang mungkin bisa menggantikan pemikiran awal.

    Lain cerita, menurut saya nilai-nilai Uan sangat bagus untuk digunakan sebagai standar kelulusan. Memang banyak sekali kelemahan-kelemahannya seperti yang saya sebutkan di atas, namun banyak sekali segi positifnya. Sistem penilaian yang terpusat ini akan menyamakan standar untuk semua sekolah. Berbeda kalau yang menilai kelulusan adalah sekolah itu sendiri. Sekolah bisa menaikkan nilai setinggi-tinggina untuk hasil Uan agar pamor sekolah bisa naik. Tentu tidak ada tolak ukur antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya. Dengan sistem Uan, standar sudah ditentukan oleh pusat sehingga akan kelihat sekolah yang unggul dengan sekolah yang tidak. Standar Uan yang dinaikkan tentu akan menjadi acuan siswa agar lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk daerah terpencil yang rata-rata tingkat kepandaiannya masih kalah dengan daerah kota, tentunya akan lebih menjadi lebih terpacu untuk meningkatkan kemampuan akademiknya. Saya sangat setuju jika sistem Uan terus diterapkan. Selain itu sistem melingkari jawaban dengan pensil mempercepat pengoreksian.

Tetapi menurut saya sistem Uan di Republik ini masih banyak yang perlu diperbaiki.

  1. Kerahasiaan soal masih belum terjamin. Kita tidak bisa memungkiri lagi bahwa masih banyak kebocoran soal di daerah-daerah. Masih banyak calo-calo penjual soal ujian. Mungkin sistem penjagaannya mesti diperketat lagi.
  2. Masih banyak pengulangan ujian nasional akibat jawaban tidak bisa terkoreksi atau diindikasikan ada kecurangan. Menurut saya itu bukan salah dari siswa tersebut, tetapi faktanya siswa tersebut menjadi korban dari kesalahan sistem.
  3. Mungkin untuk jurusan IS seharusnya mata pelajaran geografi tidak dimasukkan dalam Uan karena geografi itu sendiri di jenjang yang lebih tinggi masuk ke IA. Sangatlah rugi kalau yang dipelajari di IS tidak bisa mendukung di jenjang yang lebih tinggi. Mungkin bisa diganti ke pelajaran sejarah.